sebenarnya gunungan tersebut nbelum sampai pada prosesi yang paling sakral, tapi nampaknya masyarakat sudah tidak sabar untuk mengambil yang ada dalam "gunungan" tersebut, karena menurut kepercayaan di jogja, barang siapa yang berhasil mendapatkan makanan atau yang lainnya dari "gunungan" tersebut, niscaya akan mendapat berkah dari keraton tersebut. makanya, banyak banget masyarakat yang ingin sekali mendapat hasil dari "gunungan" tersebut.
alhasil, gunungan yang belum sampai ke Masjid Gede, harus roboh duluan diterjang massa yang sudah tidak tahan untuk mengambil "gunungan" tersebut. dan terus "dihajar" massa yang kalap untuk membawa "gunungan" tersebut ke rumahnya masing-masing.
ada satu kejadian yang menarik buat saya. jadi, waktu dari hotel, ceritanya saya mau ke pabrik bakpia, jadi beli bakpia yang masih panas untuk oleh-oleh. trus ada mas-mas yang nawarin becak, 5.000 pulang pergi ke pabrik bakpia. ya udah saya ikut aja, 5.000 gituuhh.. pertama saya pikir jangan-jangan deket banget jadi mau dapet bayaran 5.000 . taunya tuh mas becak dapet komisi lagi dari tuh pabrik, hehe. gudjob.
trus cerita punya cerita, tuh mas becak bilang kalo sekarang lagi ada acara di keraton, kalo misalnya saya mau, nanti bisa saja ke sana tapi lewat rumah si mas mas, soalnya jalan gede-nya ditutup. pikir pikir, hari ini nggak ada kegiatan juga. ya udah saya-pun menyetujuinya untuk dibawa ke rumahnya dan langsung ke acara mauludan nabi itu.
pas sampai rumahnya, entah karena orang jawa sangat ramah terhadap orang lain yang belum dikenal baik olehnya, atau karena apa. yang pasti di rumahnya kita disambut dengan baik, seperti kedatangan kerabat jauh, pokoknya ngebuat kita jadi nyaman.
15 menit kemudian kami memutuskan untuk ke Masjid Gede untuk melihat prosesi Mauludan Nabi tersebut. si mas mas bercerita juga kalo adiknya sering ikutan menangkap "gunungan" tersebut, bahkan sering bawa banyak hasil "gunungan". dan kemungkinan kita dikasih hasilnya jika adiknya dapat membawa "gunungan" lagi. haha. yippi..
sudah dapet posisi yang wueenak (di atas pager Mesjid Gede, bersatu dengan wartawan yang lagi ngeliput, hehe, lucky no.2). melihat jalannya prosesi, jepratjepret, ternyata "gunungan" itu roboh sebelum sempat doa-nya selesai, karena massa yang sudah tidak sabar, ingin mengambil "gunungan" tersebut. dan saya melihat ada lelaki berbadan besar memakai kaos partai putih ijo yang mengambil "gunungan" paling atas, dengan nafsunya, dia mengambil sebanyak-banyaknya lalu membuka kaosnya dan dimasukkanlah hasil "gunungan" ke dalam bajunya.
sempat terjadi tinju-tinjuan antara lelaki berbadan besar itu dengan massa lainnya yang ingin mengambil "gunungan". tapi berhasil diselesaikan karena lelaki berbadan besar itu segera turun. wuiiihhh.. kayaknya dapat paling banyak, lalu turun gitu aja, emang buat apa sih "gunungan" sebanyak itu? apa iya nanti dijual lagi.
setelah liat-liat lagi, ternya pembawa "gunungan" itu pada cedera karena terinjak-injak massa yang loncat ke ditu. haduuh.. kasihan, untung nggak ada korban. hiiihhhh..
udah puas melihat prosesinya, akhirnya saya balik lagi ke rumahnya untuk pamit pulang, eh taunya bener, saya dapet hasil "gunungan". sebuah ketan yang bentuknya mirip dengan jambu air yang terbalik, warnanya kecoklatan dan ditusukkan ke lidi.
dan kenyataan yang membuat saya kaget adalah ternyata adiknya si mas mas adalah pemeran utama yang tadii saya ceritakan!!!! orang pertama yang loncat ke "gunungan", orang yang paling banyak membawa "gunungan", orang yang sempat adu jotos dengan massa, orang yang memakai kaos partai putih ijo, orang yang memasukkan "gunungan ke dalam bajunya, dan orang itu adalah adik si mas mas. haduuuhhhh..
saya nggak tau harus berkata-kata apa. tapi ya seneng juga dapet oleh-oleh "gunungan".
hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar