Minggu, 26 April 2009

Warga Gempolsari Mengira Surat Suara Masih Dicoblos

BANDUNG,(JURNAL).-

Warga Kelurahan Gempolsari masih belum faham bagaimana cara untuk mengisi kertas suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu), Kamis (09/04). Dari 300 surat suara yang disediakan, 41 diantaranya dinyatakan tidak sah oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Beberapa warga menggunakan pulpen yang disediakan untuk mencoblos kertas suara tersebut bukan untuk mencontreng, hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan warga dalam menggunakan hak pilihnya.

Kurangnya sosialisasi para panitia kepada masyarakat dalam bagaimana cara memilih calon legislatif pada pemilu kemarin, membuat beberapa warga di kebingungan. Kejadian serupa juga telah terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) sekitar, warga dibuat kebingungan karena diberi 4 surat suara yang berbeda dan lebar kertas yang tidak muat dibentangkan dalam TPS tersebut. Tidak sedikit juga yang mencontreng dua calon legislatif dalam satu lembar surat suara, yang tentu saja menambah besar jumlah surat suara yang tidak sah.

Sehari sebelumnya, Ketua RT Kelurahan Gempolsari, Iyus Rustamaji yang menjadi Ketua KPPS mengadakan rapat untuk menanggulangi berbagai kendala yang diperkirakan akan terjadi saat pencontrengan.

“Alhamdulillah pemungutan suara terjadi dengan aman, tanpa ada hambatan dan gangguan dari pihak-pihak tertentu,” kata Yus, “walaupun saya kecewa tidak semua warga saya yang terdaftar mengikuti pencontrengan ini, ada sekitar 74 suara yang tidak terpakai karena ketidakhadiran warga”.

Hal ini disinyalir karena semakin banyak partai dan bertambahnya juga calon-calon legislatif yang menjagokan diri dalam pemilu tahun ini, bahkan ini menjadi pemilu yang sensasional dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. Bukan tidak mungkin bagi warga yang menjadi malas untuk memilih satu dari banyaknya partai dan calon legislatif. Bukan kesalahan dari masyarakat jika memilih menjadi golongan putih (golput) dengan tidak memilih siapa-siapa, walaupun banyak orang yang mengingatkan untuk tidak menjadi golput karena hal ini menentukan nasib Negara Indonesia 5 tahun ke depan.

Kamis, 16 April 2009

beberapa dari gedebage..

semua atasan yang disini harganya 5000 perak lhoo..







Selasa, 07 April 2009

teruskanlah

Pernahkah kau bicara Tapi tak didengar
Tak dianggap sama sekali…
Pernahkah kau tak salah Tapi disalahkan
Tak diberi Kesempatan

Kuhidup dengan siapa
Ku tak tau kau siapa
Kau kekasihku tapi
Orang lain bagiku

Kau dengan dirimu saja
Kau dengan duniamu saja
Teruskanlah… teruskanlah

apa ada yang pernah berada dalam keadaan kayak gini?
saya pernah. kemarin, sekarang dan entah sampai kapan.


thx to TERUSKANLAH-AGNES MONICA..

apakah wartawan adalah sebuah profesi?

pernah melihat iklan pendidikan yang memberitahukan sekolah gratis?
ada dialog yang mengatakan. bapaknya boleh menjadi loper koran, tapi anaknya bisa menjadi wartawan. otak saya langsung berpikir cepat. apakah sekarang wartawan menjadi salah satu pekerjaan yang bisa dikategorikan sebagai cita-cita?apakah sekarang wartawan sama dengan yang namanya polisi, dokter, pengacara bahkan atlit? kalau saya pikir-pikir, berbeda. polisi, dokter dll harus melalui jalan yang sangat sulit untuk bisa menjadi profesi tersebut. sedangkan untuk jadi wartawan, saya kira siapa saja bisa menjadi wartawan. jika polisi, dokter dll ada pendidikannya, pelatihannya, surat izinnya, bahkan sampai disumpah. apa wartawan juga melakukan hal seperti itu? saya nggak tahu tapi aneh juga melihat pekerjaan wartawan saat ini (bukan bermaksud mencela sapa-sapa, apalagi saya sebenarnya pengen jadi wartawan juga, heuu). ada yang menyimpang, mungkin bisa dikatakan wartawan bodrex atau wartawan amplop, yaitu wartawan yang menerima amplop dari narasumber untuk menaikkan nilai beritanya, atau bahkan wartawan itu sendiri yang meminta amplop (tentu saja dalam amplop tersebut sudah ada uangnya) kepada narasumber, alias pemerasan. dosen saya pernah beberapa kali bercerita tentang beberapa wartawan yang meminta amplop seusai wawancara. atau bahkan dalam satu event tertentu ada yang dikenal sebagai calo wartawan yang mengejar2 dosen saya untuk memberikan list nama yang isinya nama-nama wartawan semua untuk diberikan amplop. karena dosen saya memang sudah kenal dengan wartawan-wartawan "beneran", tentu saja dosen saya menolak mentah-mentah karena memang tidak kenal juga kepada orang yang mengejar-ngejarnya. mungkin itu salah satu wartawan yang disebut menyimpang.
sebenarnya apa sih pekerjaan wartawan? mencari berita? menginformasikannya pada publik? mengungkapkan kebenaran? atau bahkan memberi pertanggungjawaban ke pemred? menjadi wartawan memang banyak sekali keuntungannya, selain nambah pengetahuan, dapat honor, tapi bisa juga jalan-jalan ke luar negeri, bisa masuk ke beberapa event tertentu dengan gratis, juga bisa menanyakan apa saja kepada siapa saja.
yang jadi pertanyaan adalah, kenapa sih orang-orang/narasumber seolah-olah mempunyai kewajiban untuk menjawab pertanyaan dari wartawan? "ya emang dari sananya lah.." ketika saya tanya hal itu kepada teman saya. mengapa kita tidak bisa menolak jika diberi pertanyaan oleh wartawan?apakah merupakan kewajiban saya juga untuk menjawab pertanyaan itu untuk ikut bekerjasama dalam memberi informasi terhadap publik?mungkin ini salah satu kebebasan pers.
kembali lagi ke wartawan adalah sebuah profesi, dulu cuma satu-satunya pendidikan yang mengajarkan tentang kewartawanan, yaitu JURNALISTIK. tapi sekarang? di beberapa media, kebanyakan bukan termasuk lulusan dari jurnalistik. artinya, siapa-pun bisa menjadi seorang wartawan. disadari atau tidak, makin banyak citizen journalist yang merupakan masyarakat biasa, tapi mempunyai kemampuan untuk memberikan informasi kepada publik.
jadi, masih mau jadi wartawan? saingannya banyak lho, bukan hanya dari satu jurusan. kalau saya? saya masih mau, ikut dibawa mengalir oleh yang namanya drama kehidupan.

malasmalasan

untuk apa kita hidup?
untuk beribadah?
untuk mencari kehidupan itu sendiri?
untuk berkembang biak?
atau untuk membahagiakan orang lain?
ya.. jika hidup memang untuk membahagiakan orang lain. kesalahan terbesar bagi saya untuk diberi kehidupan di dunia ini.
nggak ada yang bisa diharapkan di kehidupan ini.
cuma sakit, kecewa, perih, marah yang bisa saya rasakan. yang mungkin orang yang berada di sekitar saya juga ikut merasakan hal yang sama. no cheerful, no happy, no freedom, no togetherness..
jadi buat apa?
buat apa masih ada yang namanya charisma asri fitrananda disini?
nggak ngelakuin apa-apa, ordinary people, pemalesan, nggak bisa diharapkan.
cuma satu yang saya inginin, yaitu mencoba untuk tidak mempunyai keinginan apa-apa. titik.

batu vs logam


logam itu bertanya kepada batu kali. mana yang lebih kuat antara kita? batu yang memang senang dengan yang namanya permainan, menjawab dengan tenang. aku. kenapa? tanya si logam? coba kalau kita tabrakan, pasti kamu bisa melengkung. tapi kan kamu juga kalah dengan tetesan air? kata logam nggak mau kalah. tapi kan itu membutuhkan waktu yang lama dan harus di tempat yang tepat. batu juga kalo dijatuhkan dari tempat tinggi pasti pecah jadi berkeping-keping. iya, kata batu, tapi saya kuat ditahan dipanasi api, nggak kayak kamu, pasti meleleh. keduanya bertengkar hebat membanggakan dirinya masing-masing. alhasil yang menang adalah logam yang memang sedikit unggul dari batu. batu adalah benda keras, logam adalah benda padat. keduanya sama-sama sakit kalo saling bertubrukan. yang satu pecah, yang satu bengkok.
kira-kira kalau disuruh milih, pengen menjadi batu yang bisa rusak jika ditetesi air, atau pengen jadi logam yang bisa bengkok jika terkena api? kalo saya, saya pengen jadi batu, batu kurang terpakai oleh manusia, nggak banyak kerja. sedangkan logam diciptakan manusia untuk mengerjakan sesuatu. batu lebih santai, tidak mengerjakan apa-apa, hidupnya santai. cuma diam, menatap lalu lalang hidup, tanpa harus terseret yang namanya kehidupan itu sendiri, jauh dari masalah-masalah seperti perang, politik dll. sedangkan logam, ada yang dibuat menjadi senjata.ikut ambil bagian dari drama kehidupan, sampai akhirnya habis masa hidupnya di tangan manusia dan berakhir di tempat sampah. sekeras-kerasnya batu, masih bisa mengikuti kemauan si air jika diberinya pelan-pelan dan waktu yang lama. tapi logam? harus dengan api yang menjilat-jilat agar bisa menuruti kemauan..
see? Im a stone right know..

nggak dianggap itu sakit.


yang namanya nggak dianggap pasti emang nyakitin banget, nggak dianggep ama temen, keluarga, dosen bahkan pacar. salah satunya yang paling nyakitin mungkin sama pacar. bukan sesuatu yang baru, tapi ngebuat luka yang belum kering jadi kebuka lagi, menganga lagi, perih lagi. asalnya semua biasa, mengingat baru beberapa kali. kedua menjadi suatu pertanyaan. ketiga udah mulai muak, keempat, kelima, keenam dst kurang bisa mentolerir, hingga sekarang balik lagi ke nomor dua, bertanya. akankah semua ini yang akan saya dapatkan selamanya?
apalagi nggak dianggep di antara teman-teman kita juga, nggak ditanya, acuh, nggak ngeliat. pokoknya nganggep nggak ada, dan saya sepanjang jalan mikir supaya bener-bener nggak ada di situ. dalam keadaan itu. di tempat itu. pengen banget rasanya saat itu untuk nggak kenal sama orang-orang itu. lebih baik ditemani dengan babi, anjing, kucing, monyet, burung yang mungkin mau untuk bermain bersama, mengobrol bersama, walaupun mereka nggak ngerti, seenggaknya saya senang ada yang sedikit acuh untuk melihat ketololan saya untuk mencoba berkomunikasi dengan mereka. niat untuk mati emang nggak ada, tapi niat untuk menghilang sangat besar kala itu. tau bahwa nggak ada seorangpun yang peduli dengan saya, tambah menimbulkan kekuatan untuk amnesia secepatnya. salah satu gejala yang sekarang dikategorikan sebagai penyakit ini, tapi malah sangat saya inginkan sekarang. enak kayaknya bisa lupa gitu aja, tanpa ada beban, masalah. seperti 50 fisrt date, yang dibintangi adam sandler sama drew barrymore. ketika ceweknya nggak bisa inget kejadian hari kemarin gara-gara kecelakaan yang menimpanya dan juga menyebabkan trauma. tiap hari adalah hari yang sama. asik banget kayaknya. karena saya lagi dalam perjalanan mobil saat itu, saya sangat berharap untuk bisa menghipnotis truk sebelah mobil untuk menabrakkan truknya ke sedan yang saya tumpangi.
kenapa disaat seperti itu saya malah menangis? marah? kesel? kecewa? sedih? seneng? apakah harus selalu ada alasan untuk menangis? saya nggak tau perasaan saya saat itu dan nggak bisa ngegambarinnya sama sekali, harus berperasaan seperti apakah saya saat itu? nggak tahu, nggak ada yang tahu, nggak ada yang ngasih tau. cukup sama-sama tahu aja.
cuma ingin cepat pergi biar nggak ada yang ngerasa dikecewain, ngerasa dirugiin. perih nggak sih kalo pacar sendiri ketawa-ketawa, ngobrol dengan teman kita, tapi nggak nanya sepatah kata-pun ke kita? perih nggak? nggak juga kan? hal yang biasa, ya udah kalo emang maunya kayak gitu ya udah, gapapa. I'll be fine. asal nggak ada minta2 maafan lagi aja nantinya, sekarang ngelakuin hal kayak gitu, minta maaf, trus ntar terulang lagi, minta maaf lagi. bosen. bosen dikasarin, bosen diacuhin, bosen dibandingin. yang namanya maaf itu berjanji nggak akan mengulanginya lagi. bukan hanya untuk mengurangi rasa bersalah/berdosa.
apalagi dengan disentaknya di depan teman kita, apa salah saya kalau saya jadi cemberut? marah? kesel? apa salah saya? yang dengan akhirnya harus rela diem sekitar 1 jam tanpa buka mulut dengan hanya mendengarkan obrolan mereka. apa enaknya? nggak akan lagi-lagi saya mau diajak ke dalam keadaan seperti ini. kalau dipegang menjadi satu hal yang sangat menjijikan, akan saya ingat untuk nggak pernah megang dia lagi.
dan disaat dia mau megang, trus saya mengelak. apa saya pantas untuk disalahkan, setelah dibilang kalau saya ingin balas dendam. saya hanya diam tanpa buka mulut sedikitpun. diam dan rasakan. nggak semua orang bisa memberi kepastian, nggak semua orang butuh dengan yang namanya kepastian. apa semua salah saya? egois? SELFISH GIRL?
Don’t tell me you’re sorry coz you’re not
When I know you’re only sorry you got caught
But you put on quite a show
You really had me going
But now it’s time to go
Curtain’s finally closing
That was quite a show

Sabtu, 04 April 2009

my clothes

isi isi lemari dilekuarin.
dipermak.
digunting.
dijait.
dipaduin.
jadi ini deh..




jaket dari gedebage 10.000
tanktop pink punya mama 15.000 katanya
rok rimpel dari kings 50.000
stocking, gak tau dari mana 15.000




yang beda cuma kaosnya aja, asalnya ada kerahnya, cuna digunting, trus dilipet trus dijait. voila!! jadi ada lipet-lipetannya gituu.. heuu




yang beda cuma turtle long neck-nya aja, dikasih "kang Udjo" dari cibadak .. thx vo d stuff..




cuma gayanya ajaa yang beda..
gda yang rame yee..
tar liat hasil temu-temuan gedebage yaa.. soon!!!